Kata
indah penuh makna yang selalu teringat ketika pagi mulai menyapa, kehidupan
terus berlanjut, maju tiada mundur. Perjalanan UGM telah dilalui dengan
mengambil banyak manfaat, pengalaman yang tak ternilai harganya saya dapatkan
dengan perjuangan. Pilihan kuliah harus berlanjut, ketika hanya ada satu pilihan
untuk melanjutkan pendidikan, saat itu hanya ada satu pilihan sisa jalur
undangan dari UNJ (Universitas Negeri Jakarta).
UNJ,
pikirku dalam hati, dimana letaknya? Apakah jauh lebih luas dari UGM? Apa
biayanya jauh lebih murah? Pertanyaan begitu banyak yang muncul dan bertarung
di kepala, saya tidak ingin hanyut dalam pikiran dan mencari jawaban segera.
Semua administrasi sudah siap, berangkat menuju UNJ, grak.
Kebetulan
sekali, saya masih tidak tahu arah menuju UNJ, seingat saya ketika itu hanya
bisa dilalui oleh satu bis mayasari bakti AC-63 tujuan Bekasi-Pasar Baru. Yang
penting berangkat dulu, masalah nyasar itu belakangan. Semangat mulai membara,
karena pengalaman akan menyapa di UNJ segera. Bismillah
.
Saat
jiwa dan raga ini berada di halaman depan UNJ, semua pertanyaan yang ada di
pikiran saya tadi, maka akan segera terjawab. Langkah kaki maju melangkah
seperti tentara yang siap melangkah, grak! Clingak…clinguk (tanda orang
bingung) keheranan, banyak sekali fakultas yang harus saya masuki dan mencari
tahu penutupan jalur undangan dari tiap Fakultas itu kapan berakhirnya.
Bingung
pun mulai melanda, sebagian Fakultas ada yang sudah menutup jalur undangan dan ada
yang akan segera di tutup. Kaki melangkah tak tentu arah dan berhentilah di
gedung K Fakultas Ilmu Sosial namanya, ada mahasiswa yang memberikan brosur
Fakultas Ilmu Sosial dan di dalam brosur ini ada jurusan Ekonomi, Sejarah,
Geografi, Ilmu Sosial Politik, Sosiologi dan Ilmu Agama Islam (banyak sekali
nama jurusannya, ga ada jurusan bekasi – UNJ apa…galau sangat).
Pikirku
bukannya bertemu jawaban makin tambah pilihan, semua pilihan di analisis dengan
baik, jangan sampai ketika nanti sudah memilih malah tidak menarik di tengah
perjalananya. Dengan mantra bismillah pilihan itu jatuh kepada Ilmu Agama
Islam, alasannya ketika itu jika di tes maka tidak akan terlalu sulit (Soalnya
sudah dekat waktu ujian tesnya, waktu baca dan mengulang kembali juga berkurang).
Pokoknya
terserah Tuhan mau diapakan saya terima, semua persyaratan administrasi sudah
saya berikan kepada bagian Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial, dan saya menerima
kartu tanda ujian. Pelaksanaan ujian hari jum’at, 3 hari lagi, ternyata saya
bisa jadi kuliah atau tidak. Pikirku harus bisa kuliah (Positif thingking
selalu..kata Mario Teguh).
Tiga
hari saya lalui dengan belajar, belajar dan belajar. Semua pengalaman yang di
dapat dalam ujian di UGM saya keluarkan segera, tak ada waktu kosong yang
sia-sia semua telah terpakai untuk belajar (belajarnya pas mau ujian! Mau jadi
apa coba?? Lulus atau tidak yang penting usaha dulu). Semua mantra matematika
harus hafal, pokoknya harus ga boleh tidak. Kalau ga hafal bisa bengong nanti
pas jawab soal. Kalau bengong bisa ga kuliah saya. (haaaa pusingnya ketika itu
menghafal semua mantra matematika).
Tiga
hari mengingat mantra matematika berhasil di lalui, kini waktunya ujian tiba
menyapa saya, berada di salah satu ruang Fakultas Ilmu Sosial (Kira-kira dalam
satu ruangan hanya 20 orang,, masih kalah ketika di UGM satu ruangan bisa 40
orang). Yang masih sama adalah mimik wajah peserta ujian, menegangkan dan ketakutan
(padahal saya juga tegang masih ajah bisa ketawa hahaha).
Pengawas
ujian hanya ada 1 orang dan membagikan soal ujian tersebut, bismillah di buka
soal satu persatu di cek, ternyata soalnya jauh lebih mudah di banding yang
saya pikirkan (saya pikir soalnya jauh lebih susah, tiga hari saya menghafal
mantra, arghhhhh). Segera saya selesaikan soal tersebut dan mengumpulkannya ke
pengawas. (Ternyata saya yang pertama mengumpulkan soal dan jawaban ke pengawas
hahahaha).
Ujian
test berhasil di lalui dengan baik, berhasil..berhasil..hore. teriak girang
puas. Tinggal satu test lagi yang harus di lalui yaitu test wawancara. (saya
pikir mau melamar kerja harus di test wawancara segala). Semua test harus di
lalui dengan baik, pelan-pelan asalkan selamat dan bisa kuliah.
Waktu
menunggu wawancara mendebarkan juga, menanti panggilan dari ruangan gelap. Nama
dipanggil satu persatu, entah apa yang dilakukan oleh pengetes di ruang sana,
yang penting saya di luar masih bisa tertawa dan merenungi nasib apakah bisa
menjawab semua pertanyaan atau tidak, apakah saya bisa kuliah atau tidak. Tak
lama kemudian namaku di panggil Harie. Dengan langkah pasti menuju ruang gelap
tanpa lupa bismillah terucap sebagai mantra tiap tindakan.
Terlihat
seorang penguji yang siap mengeluarkan puluhan pertanyaan pada saya dalam
ruangan tersebut. Tak lupa ciri khasnya menggunakan peci haji berwarna biru.
Fuad.A.Saad namanya.(akan ada kisahnya tersendiri nanti) Saat masuk ke ruang
tersebut haus sudah mulai terasa, tenggorokan sudah mulai memberikan sinyal
agar segera minum, kebetulan di meja penguji ada aqua gelas. “boleh saya minta
airnya?” Tanya saya kepada penguj. “Silahkan” kata penguji. (Mungkin dalam
hatinya nih orang belum di Tanya sudah kehausan, apalagi nanti kalau sudah ditanya
berapa liter air yang mau di minum nanti).
Lega
rasanya ketika air itu menyentuh tenggorokan, seperti menemukan oase di padang
yang gersang, pokoknya nikmat, o iya hampir lupa dengan test wawancaranya.
Wawancara berlangsung cukup cepat, hanya di test baca qur’an dan kata si
penguji saya mendapat nilai ujian yang cukup tinggi, yang paling saya ingat
kata-katanya itu lho, kamu orangnya cuek, masih bisa ketawa walaupun di test
seperti ini. (Bangga mulai merasuki tubuh, wah bisa terbang nih !!
mudah-mudahan Pa Fuad A. Saad ucapnya dari hati yang terdalam hehehehe).
Penilaian
hasil wawancara pun di berikan kepada saya, hari itu juga dan Alhamdulillah
saya bisa kuliah di UNJ tepatnya di Ilmu Agama Islam. Saya pulang ke rumah
dengan membawa satu berita bahagia, saya bisa kuliah (Inilah kado bagi kedua
orang tuaku). Tuhanpun menderngar dan memberikan yang terbaik bagi hambanya.
“Tulisan ini disertakan dalam TGFTD – Ryan GiveAway”
“Tulisan ini disertakan dalam TGFTD – Ryan GiveAway”
semoga menang GAnya ya :D
BalasHapus*nemu link blog di postingan WAnya bg ryan*
ditunggu juga ya partisipasinya Vivi.
HapusMakasih mba... mohon doanya :)
HapusMakasih partisipasinya mas.
BalasHapuskisah yang indah untuk dibagikan.
ditunggu kabar baiknya mas ryan :) hehehehehe
Hapus