Dear kau...
Entah harus ku mulai dari mana.
Bagiku ini sangat sulit untuk di deskripsikan dengan lugas pada seseorang yang
selalu membuatku semangat untuk datang. Setiap senin dan jum'at.. Aku melihatmu
berjalan santai menuju tempatku berdiri pada sebuah sisi yang rindang.
Menunggumu dan berlalu dengan senyum yang ku berikan diam-diam saat kau datang.
Kau selalu duduk disana. Di pojok
sebelah kiri barisan ketiga dari kanan. Aku hafal, ketika tiga puluh menit jam
pelajaran dimulai kau akan selalu merasa kedinginan. Saat itu kau mulai
menggosok kedua telapak tanganmu mencari kehangatan. Dan sekali lagi, aku
tersenyum diam-diam.
Sesekali kau menoleh dan tersenyum
padaku. Aku tak pernah mau tahu untuk siapa senyum mu itu. Saat itu dadaku
bergemuruh dan aku menatapmu terpaku. Biasanya ketika kau sadar pandangan kita
bertemu kau akan menarik kepalamu dan tertunduk dalam. Tingkahmu membuatku
tertawa kecil. Membuatku ingin menghampirimu dan duduk di sampingmu lalu kita
berbincang. Aku selalu mencari waktu untuk melakukan itu. Tapi aku tak pernah
mendapatkannya darimu.
Kau selalu duduk bersama sahabatmu.
Kau selalu pulang ditemani seseorang yang membawamu semakin jauh dariku.
Terkadang kau akan menoleh ke belakang dan tersenyum simpul. Hatiku meloncat
kegirangan dan memulai sebuah harapan.
Wanita dengan jilbab jingga. Aku tak
pernah tahu apa maksud dari senyummu. Aku pun tak ingin tahu untuk siapa
senyummu. Aku jatuh hati. Benar-benar jatuh hati pada wanita berjilbab jingga
yang ku temui setiap pukul empat sore hingga delapan malam.
Aku suka. Suka ketika melihatmu
membasuh wajah dengan air suci ketika kau hendak beribadah. Suka melihatmu
bersujud menyembah Tuhan yang memberimu mata teduh dan senyum yang menawan.
Wanita berjilbab jingga, aku jatuh cinta pada setiap hal yang bersangkutan
denganmu. Setiap senin dan jum'at aku datang bersama harapan yang besar. Lalu
pulang dengan senyummu di sepanjang malam.
Aku memang terkadang kecewa. Kecewa
ketika hari berhujan dan aku tak dapat datang. Ketika sesuatu hal membuatku tak
dapat melihatmu meski dari kejauhan.
Ini adalah cinta diam-diamku padamu wanita
berjilbab jingga. Ini adalah ungkapan dari suara gemuruh di setiap pandangan
kita bertemu. Ini adalah luapan emosiku ketika aku bahagia melihatmu di sisi
jalan yang rindang itu.
Qiannanuna Zahrani, itu namamu kan?
Aku mencari tahu segala hal tentangmu. Aku tahu segala hal tentangmu, bahkan
mungkin hal yang tak pernah terpikir olehmu. Aku jatuh cinta.. Cinta yang
datang bersamamu. Tapi cinta itu tak jua hilang meski kau tak lagi pada
pandanganku. Aku tak peduli.. Aku tak peduli tentang pemikiranmu tentangku. Ya.
Aku memang seorang lelaki pengecut yang menyimpan cintanya diam-diam. Aku
terlalu takut untuk mengatakan padamu dan menerima perubahan sikapmu jika kau
menolak. Tapi aku bahagia. Bersamamu selama beberapa bulan dengan perasaan
untuh tanpa pernah kehilangan senyum dan suara renyahmu itu. Kini aku siap
mengungkapkannya.. Kini aku siap menerima apapun sikapmu. Meski aku belum lagi
mendapatkanmu di pandanganku. Aku akan tetap datang. Pada senin dan jum'at.
Seperti biasa.. Menunggumu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar