Indah nian
perangaimu
Tak bisa
terbayangkan oleh diri ini
Tak bisa
terangkai oleh lidah ini
Tak bisa
terbesit sedikitpun dalam hati
Karena aku
tahu engkaulah buah hatiku
Anugrah
indah dari-Nya
Assalamu’alaikum,
Haneen putri kecilku penerus jejak Shahabiyah Fatimah sekaligus putri Nabi
Muhammad sholallahu alaihi wa salam. Ku awali surat ini dengan
sebait puisi sederhana. Tahukah engkau mengapa? Jikalau dengan hati kau baca
itu pastilah kau ketahui betapa bersyukurnya diriku ketika Allah
menganugrahkanmu kepada kami, Ayah dan bundamu. Ku tak bisa membayangkan
rupamu, tangis manjamu, senyum indah di wajahmu membuatku bahagia tak terkira.
Tapi seiring waktu berlalu, tangis tawa di nafasku, hitam putih dijalanku ku
yakin engkaulah yang terbaik untukku.
Saat ini
usiamu kurang dari setahun, jika surat ini kau baca disaat ayah serta bundamu
sudah tak lagi bersamamu, maka tertulislah dalam bait kasih sayang kami padamu...
Putriku....
Kau lahir
dari sebuah cinta suci anakku. Cintaku dan bundamu yang hanya karena-Nya kami
mencinta. Cinta dengan penuh ketulusan dan cinta dengan sepenuh jiwa bagaimana
semestinya mencinta seperti sunnah Rasul-Nya. Cinta yang tak sekadar turun dari
mata ke hati, juga bukan berlandaskan materi ataupun penampilan diri. Betapapun
adanya dirimu, ku kan menerimamu setulus hatiku, mengayomimu sepenuh jiwaku dan
melindungi dirimu dengan seluruh diriku.
Tapi seiring waktu, timbul kesadaranku siapa engkau
sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik bundamu Nak. Engkau lahir bukan
karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Allah. Tak ada hakku
menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya
untuk Allah.
Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya kala menyadari
siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam
sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata di hadapan Allah.
Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.
Sejak saat itu, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu
kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi
keinginan Pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau, aku
dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau
dikagumi dan dicintai Allah.
Putriku,
Jaga Auratmu...
Kau
adalah putriku yang tercantik, sedari dulu dan sampai nanti. Ayah berpesan
bahwa perhiasan wanita terhormat itu dengan cara menutupinya, dan memberi
pembatas agar kelak semakin layak untuk yang halal menyentuhnya. Semoga ini
akan selalu menjadi prinsipmu, dan menjadi penerang bagi manusia-manusia yang
hendak mengambil cahaya.
Putriku,
Allah itu Robb-Mu...
Allah
adalah tempat beristirahat saat perjalanan dunia terasa semakin berat. Allah
menjadi tempat mengadu saat semua kepenatan hidup serasa tidak bersumbu. Tempat
bersandar saat semua tembok dunia jatuh berpencar. Karena Robb-Mu adalah Tuhan
yang tak pernah bosan, maka mintalah apapun darinya tanpa pernah merasa habis
apa yang engkau butuhkan.
Putriku, Dunia itu Fana...
Janganlah
engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu direpotkan dunia saja
karena engkau diciptakan Allah bukanlah untuk dunia saja. Sesungguhnya tidak
ada makhluk yang lebih hina dari pada orang yang terperdaya oleh dunia.
Janganlah
engkau mudah tertawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan, engkau
berjalan tanpa tujuan pasti, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada
gunanya bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu.
Barang siapa
yang penyayang tentu akan disayang, siapa pendiam akan selamat dari pada
berkata yang mengandung racun, dan barangsiapa yang tidak bisa menahan lidahnya
dari berkata kotor tentulah akan menyesal.
Bergaullah
engkau dengan orang alim dan orang berilmu. Perhatikanlah kata dan nasehatnya
karena sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasehatnya, hiduplah hati
ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur
tersiram air hujan.
Ambillah
harta dunia sekedar keperluanmu, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekal
akhiratmu. Janganlah engkau tending dunia ini ke keranjang sampah karena nanti
engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya jangan
engkau peluk dunia ini serta mereguk habis airnya karena sesungguhnya yang
engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau berteman
dengan orang pandir dan janganlah pula berteman dengan orang yang bermuka dua,
karena akan membahayakanmu.
Putriku, Berbagilah...
Jalan
mencari kebaikan itu ada di mana-mana. Berusahalah menjadi baik dan paksalah
untuk belajar memberi. Tidak semua yang engkau punya, harus selalu kau beri
tanda, berbagilah. Ada banyak pasang mata melihat bahagia terhadap sesuatu yang
kita punyai saat ini, maka bukalah sedikit jalan untuk berbagi. Jika hidup
bukan karena dasar memberi, maka matahari akan selalu bermalas-malasan,
sehingga akan gelaplah bumi sepanjang hari. Tak ada cahaya kehidupan.
Putriku, Inilah mula perjalananmu
Hingga
engkau telah menyelesaikan akhir baca surat ini, simpanlah di hatimu. Hati
adalah tempat penyimpanan semua jenis kosa-kata, dan akan mengolahnya menjadi
sebuah kalimat terpuji yang menyegarkan harimu nanti.
Inilah usaha terberatku, karena artinya aku harus lebih
dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Allah. Keinginanku harus lebih dulu
sesuai dengan keinginan Allah. Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu
sulit.
Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak
pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku Cuma
menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau
rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya.
Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau
karena kita memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Allah tak kenal
letih dan berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali
memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa.
Akhirnya, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan
di hadapan Allah, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan ikhlas.
Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin
saat itu aku melihatmu dekat dengan Allah. Aku akan bangga Nak, karena itulah
bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya.
Wahai putriku, dunia ini
bagaikan samudera tempat banyak ciptaan-ciptaa-Nya yg tenggelam. Maka
jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada
Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu. kembangkanlah keimanan sebagai
layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nakhoda
perjalannanmu dan sabar sebagai jangkar dalam setiap badai dan cobaan.
Dari ayah dan bundamu
Haneen, nama pena tanpa identitas. Punya hobi beli buku,
menulis dan diskusi, bercita-cita jadi guru yang hafal Al Qur’an 30 Juz. Si
cuek yang menyukai romantis.Si langit biru yang mencintai langit malam. Si
nekat yang takut sendirian. Si kantong tipis yang hobi traveling. Jejaknya bisa dilacak melalui akun
penulisbisa@gmail.com. Tulisannya yang masih seumur jagung bisa dilihat petualanganbaru.blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar